Kamis, 21 Januari 2010

Puisi Negeri Bencana

WAHAI PENGUASA ALAM

Terhentak jiwaku dalam lamunan…
Terkejut rohku dalam pandangan…
Termenung aku sesaat…
Hancur hatiku seketika…

Nyawaku melayang-layang rasanya
Pikiranku menerawang di langit
Tubuhku serasa lumpuh
Dan dadaku begitu sesak

Kemarau dan hujan merupakan anugerah
Tapi… akhirnya membuat bencana
Angin dan ombak adalah pemberian
Tapi… akhirnya menjadi tragedi

Ada banjir dan erosi di gunung lembah
Kekeringan dan kelaparan di padang belantara
Ada gempa di sudut-sudut desa kota
Tsunami di setiap bibir-bibir pantai

Tragedi terjadi kawan….
Bencana meluas sobat….
Berduka dan menangislah wahai negeriku
Bersedih memang sudah waktunya

Banyak nyawa berteriak dengan lantang
Dan jasad-jasad membusuk tak terurus
Setiap jiwa meregang dengan pasrah
Dan sorga-neraka membukakan pintu

Wahai malaikat pencabut nyawa…
Wahai setan-setan penggoda…
Wahai dewa-dewiku pengasih…
Wahai penguasa alam semesta…

Wahai Tuhan yang perkasa…
Engkau memberikan pengajaran yang berat
Engkau memberikan peringatan yang keras
Engkau memberikan nasihat yang sukar dimengerti

Kami tahu ini belum berakhir
Kami tahu ini manjadi awal kembali
Kami tahu ada yang tersembunyi
Kami tahu ada yang indah dibalik semua

Memang….
Harapan dan cita-cita akan kami dapatkan
Masa depan akan kami raih
Harta benda pasti kembali
Saudara-saudara baru akan berdatangan

Tapi…
Inilah permintaan kami
Inilah kemauan kami
Inilah keinginan kami

Biarlah tinju-Mu mendidik kami
Biarlah tangan-Mu membelai kami
Biarlah kasih-Mu menghajar dan memeluk kami.  

(Bekasi, 09 January 2005)

Tidak ada komentar: