Minggu, 24 Januari 2010

Puisi untuk Negeri

NEGERIKU AKAN TERSESAT

Seperti buruh pabrik bergaul dengan kemiskinan,
Seperti pekerja rumah tangga dekat dengan penghinaan.
Seperti pelayan toko bersandar pada kebosanan,
Seperti pegawai negeri lekat dengan kesibukan

Bagai petani terbelit hutang gadaikan harga diri dan tanah,
Bagai nelayan tercekik rentenir pertaruhkan jiwa dan raga.
Bagai guru dipedalaman berjudi dengan masa depan,
Bagai pedagang kaki lima bermain dengan kucing penghisap darah.

Para begundal sedang berpesta pora menghabiskan kekayaan negeri ini,
Pencuri dan perampok tetawa riang mengambil hutan tak berpenjaga.
Para pendakwah palsu tersenyum puas memutar balikan iman dan moral.
Budayawan dan sastrawan gila melirik licik mendukung hempasan angin barat

Pendoa hanya bisa berdoa, pengkotbah hanya berkotbah.
Pemikir hanya bisa berpikir, pengamat hanya mengamati.
Peneliti hanya bisa meneliti, pengkritik hanya mengkritik.
Pemerhati hanya bisa memperhatikan, penulis hanya menulis.
Pengontrol hanya bisa mengontrol, pemerintah hanya bisa memerintah.

Tidak adakah yang bekerja dengan tangan???
Tidak adakah yang berjalan dengan kaki???
Tidak adakah yang membela dengan nurani???
Tidak adakah yang memulai dari diri???

Bangsaku akan tersesat dan berkembang sangat lambat,
Negeriku sedang sekarat dan sangat mengharap obat. 

(25 maret 2005)

Tidak ada komentar: