Rabu, 27 Januari 2010

BERAKHIRNYA CINTA PETUALANG



Ada tatapan tajam dari sang elang
Seolah menusuk jantung pengelana
mencabik paru-paru dengan cakar tajam
menutup mata dengan kuku-kuku panjang

Aku terdiam berpikir untuk mengalah
Aku tertunduk mengendurkan urat syaraf
Menghela nafas meredakan amarah
Menutup mata menghindar sayatan kata

Ucapan mantra keluar dari mulut petenung
Bibir tipis berkomat-kamit dari sang peramal
Lidah terjulur panjang dari pemangsa darah
Jarum suntik menghisap lendir-lendir nyawa

Dia sangat mengejutkan hayalan indahku
Mengagetkan segala isi lamunan nadiku
Memecahkan butiran keringat lelahku
Dan menggetarkan kakunya jemariku

Sepertinya sudah habis harapan tawa untuknya
Semua kegembiraan dahulu seolah melayang perlahan
Kecantikan belibis seakan melenyap tak terkirakan
Kelestarian bougenvile layu tak tertahankan lagi

Hatiku berteriak untuk menjauh dari auman singa betina
Dan menunggu ucapan terakhirnya untuk kutinggalkan
Aku sedih namun sangat bergembira bercampur kenangan
Karena akhirnya dia memilih untuk melepas sang petualang
(20 Januari 2007)

Tidak ada komentar: