Minggu, 25 Juli 2010

TERHILANGNYA CINTA

Kembali aku ditinggalkan seekor macan berhati merpati penuh cinta
Dia memang jauh di seberang lautan namun sekarang bertambah jauh
Alam mengambilnya setelah dua puluh empat tahun melahirkannya
Dan sang ibu bergembira karena bisa kembali memeluknya

Namun aku kehilangan suara mutiara sang penghanyut jiwa
Terhilangnya sebagian jiwaku karena kenakalannya
Melayang sudah janji suciku kepadanya untuk hidup bersama
Dan terlepas sudah genggaman tangannya bersama rasa sakitnya

Termenung aku dalam hayalan indah ketika bercanda bersamanya
Teringat aku akan kecupan bibir tipisnya menyentak pipiku
Terlintas keliaranmu walau hampir saja merenggut keperjakaanku
Rindu aku saat pantai menyaksikan pelukan erat cintanya

Aku menyesal saat terakhir menyanggah keinginannya untuk sehidup semati
Aku menyesal saat terakhir berkata untuk menunggu aku menjadi bintang
Hatiku miris saat melihatmu yang terakhir kali dengan deraian air mata
Jiwaku tersayat saat bibirmu yang basah dengan air mata mengecup bibirku

Namun aku tidak akan terus berdiam karena kau akan selalu menyemangatiku
Kau akan merelakan aku untuk menjadi matahari dari segala ketidakadilan yang ada
Kau akan selalu mengijinkan aku untuk kembali berjuang mencari cinta sejati
Kau akan selalu mengetahui apa yang aku ingini dalam perjuangan hidup

Sayang, maaf aku harus kembali mencari cinta yang sama dengan cintamu
Karena kau lebih memilih bersama alam abadi daripada dengan diriku
Cinta, maaf aku harus melupakan dirimu yang begitu sabar mencintaiku
Karena aku akan mencari pengganti dirimu yang pernah menjadi bagian hidupku

03/02/08

KEMBALI MENGINGATMU

Kembali aku melamunkanmu Fey….
Saat fikiran gilamu akan menghitung dedaunan jatuh dimusim gugur
Dan aku mengikuti hal aneh itu karena rayuan maut jitumu
Namun kau hanya mengambil enam helai saja sebagai cita-cita
Angan itu kau harap akan menjadi enam buah hati yang menyenangkan

Kembali aku memikirkanmu Fey….
Kala itu kau berharap aku meghadap jendral untuk menyandingmu
Tertawa saat itu aku dalam keraguan sang rajawali si petualang cinta
Kau marah namun kemudian ragu akan segala cinta yang aku punya
Aku terdiam untuk menjiwai segala ucapan serius bibir indahmu

Kembali aku mengingat mu Fey….
Saat pertama aku melihatmu dibalik kaca jendela kelas yang suram
Kau mengerlingkan mata dengan senyuman walau aku tak yakin tertuju padaku
Kini aku tahu benar bahwa senyuman itu benar-benar untukku
Dan akhirnya wajahmu selalu menghiasi hari-hari petualangan cintaku

Kembali aku melihatmu Fey….
Melihat kemarahanmu saat aku bersama merpati yang pernah memelukku
Kau menatap kegeraman saat aku melirik gagak hitam yang melintas
Tinjumu seringkali menghujam batinku saat aku tak mau menyembah Alam
Saat kecemburuanmu meluap dan menamparku dengan penuh cinta

Kembali aku menatapmu Fey….
Menatap senyummu yang akan menciumku di setiap sudut kamar indahku
Menatap langkah kakimu yang selalu menyambut kedatangan sang peragu
Menatap indah matamu yang seakan memanggilku untuk segera menyanding
Menatap tubuhmu yang sempurna seolah aku ingin menyantapmu rakus

Kembali aku mengharapkanmu Fey….
Agar si pujangga kampungan ini tak mengecewakan semua cinta yang ada
Supaya si burung wallet ini kau maafkan atas kekecewaan yang kau alami
Berharap kau ijinkan aku memilikimu dengan cinta merpati yang lain
Dan enam lembar daun yang kau ambil itu tetap akan menjadi nyata

100208

MENYEPI TUK TERAKHIR KALI

Hari-hari berlalu tuk melupakan senyum renyah wajahmu
Berusaha meramaikan diri dengan bersiul dimalam hari
Satu bulan berlalu dalam hanyut kesedihan sang petualang
Sekuat tenaga menggembirakan hati dengan bercanda ria

Dan…
Hari ini waktunya menyepi tuk menghilangkan bayangan tubuhmu
Hari ini waktunya menyepi tuk melepas pelukan hangat lenganmu
Hari ini waktunya menyepi tuk membuang indahnya cinta sutramu
Hari ini waktunya menyepi tuk membakar gambarmu di langit-langit kamarku

Pagi ini kembali aku menghirup udara nan segar walau tak dengar suaramu
Dan memegang sinar matahari nan hangat walau tak membaca sms-mu
Siang ini aku meliburkan diri tanpa harus menyapa hangat dirimu
Dan menyepi tuk terakhir kali dari masa laluku yang mencintaimu

Dan…
Hari ini terakhir kali tuk mengingat tingkah manjamu
Hari ini terakhir kali tuk menghancurkan cinta sucimu
Hari ini terakhir kali tuk melambaikan tangan padamu
Hari ini terakhir kali tuk mengecup bibirmu dalam angan

Inilah saat terakhirku untuk membuat puisi indah untukmu
Dan tak akan mengetik prosa-prosa istimewaku untukmu
Inilah saat terakhirku menghayalkanmu lagi dalam angan
Dan tak akan melamunkanmu lagi disetiap kesendirianku

Bahagia kuucapkan padamu yang telah bersanding bersama alam
Bahagia kuucapkan padamu yang telah bertemu dengan sang bunda
Bahagia kuucapkan padamu yang sedang berpesta dengan para malaikat
Bahagia kuucapkan padamu yang sedang tertawa riang di alam baka

Jumat, 070308

Minggu, 18 Juli 2010

Taring Cinta: MUNAFIK...!!!

Taring Cinta: MUNAFIK...!!!

MUNAFIK...!!!

Bagiku kau bukanlah bunga
Dan tidak juga seperti bintang
Apalagi bulan purnama yang temaram
Terlebih lagi bukan permata cintaku

Kau memang bukan matahari
Yang kutunggu dikala malam tiba
Bukan pula pelangi yang indah
Setelah hujan turun di pegunungan

Kau memang tak ku harapkan
Dan tak ku nanti kedatanganmu
Tak ku inginkan merah bibirmu
Juga pesona rambut halusmu

Kau seperti singa betina liar
Yang entah bagaimana aku mandapatkanmu
Kaupun seperti anjing liar yang haus cinta
Dan tak sadar kuberikan hasrat pertamaku

Seperti hutan gundul kau ku dapatkan
Dan ku tebang pohon yang sisa itu
Bagai kapal laut yang akan tenggelam
Kubiarkan berat tubuhku membebanimu

Maaf! kuminta dari mu kini
Cinta! tidak ku dapat dari mu
Sayang! ku berikan padanya
Dan kecupan ini ku serahkan pada bungaku.
(November 2004)